Artikel PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA MELALUI LEMBAGA PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
PENINGKATAN SUMBER
DAYA MANUSIA MELALUI LEMBAGA PENDIDIKAN
SEKOLAH DASAR
Sekti Nur
Rahmawati[1]
Abstrak
Pendidikan merupakan sarana penting
untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menjamin kemajuan
suatu bangsa. Peningkatan kualitas SDM harus segera direalisasikan dalam
menghadapi era globalisasi seperti saat ini. Oleh karena itu, peningkatan
kualitas SDM sejak dini merupakan hal penting yang harus dipikirkan dengan
sunggguh-sungguh. Peran guru dirasa sangat penting dalam proses peningkatan SDM
yang berkualitas,, karena guru merupakan komponen yang sangat menentukan dalam
impelementasi proses pembelajaran dilingkungan sekolah, sebagai unsur mikro
dari suatu keberhasilan pendidikan. Keberhasilan pendidikan tidak hanya dilihat
dari fasilitas dan gedung sekolah yang lengkap serta mewah, tetapi dari
kualitas peserta didik yang dihasilkan. Pendidik yang baik akan mengasilkan SDM
yang baik pula. Denga adanya SDM yang berkualitas baik, maka angka pengangguran
di negeri ini dapat berkurang. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah memberikan
informasi mengenai cara meningkatkan sumber daya manusia melalui lembaga pendidikan
di tingkat Sekolah Dasar (SD). Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu
dengan cara mengkaji pustaka serta mengamati objek. Hasil analisis menunjukan
bahwa: (1) Tingkat pengangguran di Indonesia masih tinggi, (2) Kesadaran
masyarakat akan pendidikan masih kurang, (3) Peran serta pendidik tingkat SD
masih kurang dalam membantu peningkatan SDM yang berkualitas. Dengan
meningkatkan kualitas pendidikan dalam Sekolah Dasar (SD) akan sangat membantu
dalam proses pendidikan selanjutnya. Jika kualitas pendidikan tingkat Sekolah
Dasar (SD) baik, maka peningkatan SDM yang berkualitas juga akan membaik.
Kata
Kunci: Sumber Daya
Manusia, Guru, Peserta didik.
Pendahuluan
Indonesia merupakan negara yang kaya
akan Sumber Daya Alam (SDA), hanya saja masih miskin Sumber Daya Manusia (SDM)
yang berkualitas. Hal tersebut dapat dilihat dari tingginya angka pengangguran
di Indonesia, serta masalah ekonomi terutama kemiskinan yang tak kunjung terselesaikan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistika (BPS) Nasional sejak tahun 1986 sampai
dengan tahun 2017, angka pengangguran di Indonesia masih tinggi yaitu lebih
dari 7 juta jiwa.[2]
Salah satu penyebab tingginya angka pengangguran di Indonesia adalah kurangnya
kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan.
Sumber
Daya Manusia (SDM) memiliki peranan penting dalam pembangungan bangsa, salah
satu cara untuk meningkatkan kualitas SDM adalah melalui pendidikan. Dapat
dilihat dari beberapa aspek bahwasannya pendidikan merupakan investasi untuk
masa depan yang lebih baik. Pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang diperoleh
peserta didik dapat diibaratkan seperti modal yang berharga tinggi. Semakin
tinggi tingkat pendidikan yang dicapai seseorang, semakin besar pula peluang
untuk hidup sejahtera dan memberi pelayanan kepada individu atau kelompok lain
yang pendidikannya masih terbelakang.
Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Komarov, Schult dan Bowman seperti termuat dalam
Readings in the Economic of Education
(UNESCO, 1968), secara eksplisit terungkap bahwa pendidikan memegang peran
penting bagi pertumbuhan ekonomi dan peningkatan per kapita serta kesejahteraan
masyarakat pada umumnya. Limas Sutanto, dalam sebuah artikel yang ditulisnya di
Harian Kompas tanggal 1 Desember 1992 mengemukakan bahwa masalah sumber daya
manusia telah menjadi perhatian penting dan tumpuan harapan dunia masa kini (terlebih-lebih)
di masa depan.[3]
Berdasarkan
hasil kajian pustaka serta pengamatan objek, SDM yang berkualitas terlahir dari
mutu pendidikan yang berkualitas, sementara mutu pendidikan yang berkualitas
lahir dari seorang guru yang berkualitas. Oleh karena itu peran seorang guru
sangat berpengaruh dalam peningkatan sumber daya manusia melalui pendidikan,
terutama guru pada tingkat sekolah dasar.
Karena
pendidikan di sekolah dasar merupakan jenjang pendidikan dasar yang berfungsi
sebagai peletakan dasar-dasar keilmuan dan membantu mengoptimalkan perkembangan
anak melaului pembelajaran menarik yang di bimbing oleh seorang guru yang kreatif.
Jadi berdasarkan pemaparan sebelumnya, guru pada tingkat sekolah dasar sangat
berpengaruh pada pengembangan sumber daya manusia, sehingga seorang pendidik
(guru) pada tingkat sekolah dasar harus kreatif, inovatif, dan mampu
berkomunikasi yang baik dengan peserta didik (murid), supaya tercipta generasi
yang lebih baik untuk kedepannya.
Berdasarkan
latar belakang di atas, rumusan artikel ini adalah “ Bagaimana cara meningkatan
sumber daya manusia melalui pendidikan, serta bagaimana peran seorang pendidik
(guru) pada tingkat sekolah dasar dalam membantu peningkatan sumber daya
manusia”. Tujuan penulisan artikel ini adalah memberikan informasi kepada
pembaca akan arti pentingnya pendidikan dalam peningkatan sumber daya manusia,
serta peran guru sekolah dasar yang sangat berpengaruh dalam membantu
meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya peserta didik yang melanjutkan ke
jenjang pendidikan selanjutnya.
Kerangka
Dasar Teori
Ermaya Suradinata, mengatakan
bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) adalah faktor utama dan pertama dalam setiap
proses pembangunan. Sumber daya manusia dalam pembangunan memiliki peran ganda
yaitu menjadi subjek dan objek dari aktivitas pembangunan yang dijalankan.
Secanggih apapun sistem yang dilakukan dalam sebuah pembangunan, jika tidak
terdapat sumber daya manusia di dalamnya maka tidak akan terselesaikan dengan
baik.[4]
Menurut UU No.2 Tahun
2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinta untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan akhlak bangsa dan
negara.[5]
Berdasarkan UU No.14 Tahun
2005, Guru adalah seorang pendidik professional dengan tugas utamanya mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini melalui pendidikan anak usia dini melalui
jalur formal pendidikan dasar dan pendidikan menengah.[6]
Berdasarkan teori di atas
dapat di Tarik kesimpulan bahwa pendidikan dan guru merupakan hal yang sangat
berpengaruh dalam membantu peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan
yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, memberikan kekuatan spiritual,
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak dan bangsa, akan
di dapat dari seorang guru yang professional terhadap tugas utamanya yaitu: (1)
mengajar (2) mendidik (3) mengarahkan (4) melatih dan (5) mampu mengevaluasi
peserta didik. Terutama bagi para guru di tingkat sekolah dasar, karena tingkat
sekolah dasar merupakan tingkat utama atau bisa juga dimaknai sebagai pondasi
utama dalam proses pembangunan kecerdasan, pembangunan pendidikan, dan
pembangunan bangsa di masa depan.
Pembahasan
Pembangunan SDM merupakan faktor utama jika dibandingkan
dengan SDA (Sumber Daya Alam). Pengembangan atau peningkatan kualitas SDM
merupakan tugas bidang pendidikan. Jika pembangunan pendidikan tidak di laksanakan
dengan sungguh-sungguh dan professional, maka SDM akan terus menerus menjadi
masalah utama di Indonesia.
Di era globalisasi seperti saat ini, sungguh menyedihkan,
ketika banyak sekali kesempatan di seluruh dunia, namun anak-anak bangsa yang
dihasilkan hanya mampu menempati sebagian kecil dari kesempatan tersebut. Salah
satu penyebabnya adalah kualitas sumber daya manusia yang dimiliki masih rendah.
Banyak sekali kesempatan terlewat begitu saja karena sumber daya manusia yang
melimpah tidak ada kecocokan dalam suatu kesempatan, atau bahkan tidak
dipersiapkan untuk itu.
Pentingnya
Pendidikan di Indonesia
Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia menyebabkan
Indonesia mengalami krisis Sumber Daya Manusia. Beberapa bentuk dari krisisnya
SDM (Sumber Daya Manusia) adalah (1) Tingginya angka kejahatan dan kriminalitas
(2) Tingginya angka kemiskinan (3) Rendahnya sikap moral yang dimiliki bangsa
Indonesia. Oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwa Pendidikan adalah
salah satu cara meningkatkan kualitas sumber daya manusia, maka ketika
pendidikan itu memiliki kualitas yang baik, sumber daya manusia juga akan
membaik, dan gelar yang dimiliki Indonesia sebagai negara berkembang akan
berganti menjadi negara maju. Tidak dapat dipungkiri bahwa Sumber Daya Manusia
(SDM) dan Sumber Daya Alam (SDA) yang dimiliki bangsa Indonesia sangat
melimpah. Jika kualitas SDM di Indonesia baik, maka SDA yang dimiliki negara
ini juga akan dimanfaatkan dengan sebaik mungkin.
Kualitas pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh guru,
sebagaimana dikemukakan oleh Wina Sanjaya (2006:50), bahwa guru adalah komponen
yang sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi pembelajaran.
Berdasarkan pendapat ini dapat ditegaskan bahwa salah satu faktor eksternal
yang sangat berperan mempengaruhi hasil belajar siswa adalah guru. Guru dalam
proses pembelajaran memegang peranan yang sangat penting. Peran guru, apalagi
untuk siswa pada usia sekolah dasar, tidak mungkin dapat digantikan oleh
perangkat lain seperti televise, radio, dan computer. Sebab, siswa adalah
organisme yang sedang berkembang dan memerlukan bimbingan dan bantuan orang
dewasa.[7]
Berdasarkan data Badan Pusat Statistika di Indonesia
kelompok anak yang tidak bersekolah atau putus sekolah pada usia 7-12 tahun
masih cukup banyak.[8]
Itu hanya yang terdata di Badan Pusat Statistika, mungkin masih banyak lagi
yang tidak bersekolah dan putus sekolah yang tidak terdaftar di badan pusat
statistika.
Sebagai
contoh di lingkungan tempat tinggal saya, tingkat pendidikan dan partisipasi
masyarakat mengenai pendidikan masih kurang. Sebagian masyarakat lebih bangga
jika anaknya mampu bekerja daripada bersekolah, sehingga banyak anak yang putus
sekolah karena melihat teman-temannya yang bekerja dan bermain, rata-rata
mereka putus sekolah ketika SD dan tidak melanjutkan ke sekolah menengah. Hal
ini menunjukan bahwa angka partisipasi masyarakat dalam pendidikan masih
kurang. Ada banyak faktor yang menyebabkan anak tidak sekolah dan putus sekolah
antara lain:
- Faktor ekonomi
- Rendahnya minat anak dalam bersekolah
- Kurangnya perhatian orang tua
- Pemikiran orang tua yang masih sama seperti zaman penjajahan
- Budaya
- Memberikan pemahaman dan kesadaran terhadap orang tua akan pentingnya pendidikan.
- Memberikan dorongan dan bantuan terhadap anak supaya senang dan semangat dalam menempuh pendidikan.
- Berusaha memberikan bantuan kepada anak-anak berprestasi yang tidak mampu untuk mendapatkan pendidikan yang layak.
- Memberikan pemahaman terhadap anak bahwa pendidikan adalah modal untuk kehidupan yang lebih baik, dan memberikan pemahaman bahwa lebih bekerja dibandingkan bersekolah pada usia dini bukanlah suatu tindakan yang baik.
Peran
Guru Sekolah Dasar Dalam Meningkatkan SDM.
Dalam peningkatan SDM tidak lepas dari pendidikan, begitu
juga peningkatan pendidikan tidak lepas dari peran seorang guru. Peningkatan
kualitas SDM seharusnya dilakukan guru sejak tingkat sekolah dasar. Karena
menurut Piaget (1950) pada usia 7-11 tahun anak-anak memasuki tahap operasional
konkret, dalam hal ini peserta didik sudah mulai memahami aspek-aspek kumulatif
materi, misalnya volume dan jumlah; mempunyai kemampuan memahami cara
mengombinasikan beberapa golongan benda yang bervariasi tingkatannya.[9]
Selain itu peserta didik sudah mampu berfikir sistematis mengenai benda-benda
dan peristiwa-peristiwa yang konkret. Selain itu pada usia ini (usia 7-11
tahun) anak mulai menunjukkan perilaku belajar dan berkembang, yang ditandai
dengan ciri-ciri sebagai berikut:
- Anak mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek ke situasi aspek lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur secara serentak.
- Anak mulai berpikir secara rasional, yaitu mampu memahami aspek-aspek kumulatif materi.
- Anak dapat menggunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda yang bervariasi beserta tingkatannya.
- Anak-anak membentuk dan menggunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, menggunakan hubungan sebab akibat.
- Anak mampu memahami konsep substansi, volume zat cair, panjang, pendek, lebar, luas, sempit, ringan, berat.[10]
Oleh
karena itu pendidik pada tingkat dasar harus mampu memahami hal tersebut
kemudian mengaplikasikannya dalam pembelajaran. Selain itu juga harus mampu
menjadi pendidik yang kreatif, karena pada usia seperti itu jika pendidik tidak
kratif maka perkembangan keterampilan anak juga tidak akan maksimal.
Mengingat pentingnya pendidikan dasar sebagai tonggak awal
peningkatan SDM, banyak pihak menaruh perhatian bahwa pendidikan dasar adalah
jembatan bagi upaya peningkatan perkembangan SDM bangsa untuk dapat
berkompetisi dalam skala regional maupun internasional. Di samping itu juga,
sekolah dasar merupakan landasan bagi pendidikan selanjutnya. Mutu pendidikan
menengah dan pendidikan tinggi tergantung kepada dasar kemampuan dan
keterampilan yang dikembangkan sejak tingkat sekolah dasar. Mutu pendidikan
yang baik di tingkat sekolah dasar akan menghasilkan di tingkat secara
sistematik mutu pendidikan pada jenjang pendidikan selanjutnya. Oleh karena
itu, pada tingkat sekolah dasar sangat memungkinkan untuk dikembangkan usaha
dalam perubahan mutu pendidikan, hal ini dilakukan melalui penataan
kelembagaan, pengelolaan, dan peningkatan mutu pendidikan.[11]
Guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan
merupakan pihak yang sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran. Kepiawaian
dan kewibawaan guru sangat menentukan kelangsungan proses belajar di kelas
maupun efeknya di luar kelas. Guru harus pandai membawa siswanya kepada tujuan
yang hendak dicapai. Ada beberapa hal yang membentuk kewibawaan guru, antara
lain penguasaan materi yang diajarkan, metode mengajar yang sesuai dengan
situasi dan kondisi siswa, hubungan antar-individu baik dengan siswa mapun
antarsesama guru dan unsur lain yang terkait dalam proses pendidikan seperti
administrasi, kepala sekolah dan tata usaha serta masyarakat sekitarnya,
pengalaman dan keterampilan guru itu sendiri.[12]
Oleh karena itu untuk meningkatkan SDM guru pada tingkat
sekolah dasar harus pandai mendesain pembelajaran yang disenangi dan bermakna
bagi siswa. Seperti melakukan pembelajaran terpadu. Salah satu bentuk
pembelajaran terpadu adalah mampu menghubungkan dunia anak yang sangat dekat
dengan kehidupan sehari-hari.
Dengan
demikian, diharapkan anak akan lebih mudah memahami konsep-konsep yang
dipelajarinya. Selain itu guru harus mampu kreatif baik dalam bertindak maupun
berfikir dalam proses pembelajaran di kelas, supaya anak tidak merasa bosan.
Dan yang terakhir sebagai guru yang berkualitas, selain berfikir kreatif juga
harus mampu berfikir kritis dan mampu menguasai pembelajaran.[13]
Dengan profesionalitas yang dimiliki guru pada tingkat
sekolah dasar akan sangat membantu dalam membentuk SDM yang berkualitas untuk
kedepannya.
Kesimpulan
Berdasarkan
pemaparan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa:
- Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam pembangunan bangsa kedepannya. Pendidikan merupakan investasi nyata yang harus mendapatkan perhatian penting, baik dari pemerintah maupun masyarakat pada umumnya. Masyarakat dan pemerintah harus saling membantu dalama peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Karena negara maju di dukung dengan sistem pendidikan serta antusias masyarakat dalam pendidikan yang baik. Maka untuk memperbaiki suatu negara seharusnya terlebih dahulu memperbaiki pendidikannya.
- Berkaitan dengan pendidikan tidak lepas dari peran guru, karena guru adalah kunci utama kesuksesan dalam pendidikan. Guru yang professional pada tingkat sekolah dasar akan menciptakan SDM yang berkualitas. Guru yang professional adalah guru yang tidak hanya mampu bekerja di sekolah saja, namun juga guru yang mampu bekerja di masyarakat (masih dalam bidang pendidikan), seperti membantu menyadarkan masyarakat akan pentingnya pendidikan, serta membantu anak-anak memperoleh pendidikannya, tanpa ada kata putus sekolah. Karena sudah di atur dalam UU bahwa wajib belajar 9 tahun.
Daftar Pustaka
Susanto
Ahmad, Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar, Cet. I, Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2013.
Badan
Pusat Statistika, “Pendidikan”, di
unggah tanggal 23 November 2017 di https://www.bps.go.id/ diunduh pada tanggal 27 Desember 2017.
Undang-Undang
Dasar 1945 No.14 Tahun 2005, tentang
Guru.
Suradinata
Ermaya, Manajemen Sumber Daya Manusia,
Cet. I, Bandung: Ramadan, 1996.
Undang-Undang
Dasar 1945 No.2 Tahun 2003, mengenai Pendidikan.
Danim
Sudarwana, Transformasi Sumber Daya
Manusis, Jakarta: Bumi Aksara, 1995.
[1] Mahasiswi S1 Program Studi
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. NIM. 17104080078, Email:
sektinur@gmail.com
[2]
Badan Pusat Statistika, “Tenaga
Kerja”, di unggah tanggal 15 Desember 2017 di https://www.bps.go.id/ diunduh pada tanggal 27 Desember 2017.
[4] Ermaya Suradinata, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Bandung:
Ramadan, 1996), hlm. 14.
[5] Undang-Undang Dasar 1945 No.2
Tahun 2003, mengenai Pendidikan.
[6] Undang-Undang Dasar 1945 No.14
Tahun 2005, tentang Guru.
[7] Ahmad Susanto, Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah
Dasar, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), hlm. 15.
[8] Badan Pusat Statistika, “Pendidikan”, di unggah tanggal 23 November
2017 di https://www.bps.go.id/ diunduh pada tanggal 27 Desember 2017.
[9] Ahmad Susanto, Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah
Dasar, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), hlm. 77.
[10] Ahmad Susanto, Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2013), hlm. 78-79.
[11] Ahmad Susanto, Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), hlm. 92.
[12] Ibid., hlm.92.
[13]
Ahmad Susanto, Teori Belajar &
Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2013), hlm. 92.
Komentar
Posting Komentar